Minggu, 13 Februari 2011

Robert Tappan Morris, Profesor "Cacing" Dunia


             Pada November 1988, sebuah program jahat menyebar ke sekitar 6.000 mesin komputer berbasis Unix. Komputer yang jadi korban menjadi sangat lambat dan tidak bisa digunakan. Kerugiannya ditaksir mencapai jutaan dolar.
            Kejadian itu kemudian dikenang sebagai The Great Worm, istilah yang diadopsi langsung dari isti­lah dalam karya-karya mitologi J.R.R. Tolkien (Lord of The Rings; The Hobbit; dan seterusnya.). Dalam ki­sah Tolkien, Great Worm mengacu pada dua naga yang menimbulkan kekacauan dan membangkitkan rasa takut di suatu wilayah di Middle Earth.
            The Great Worm of 1988 memiliki dampak besar pada ranah cyber. Bukan hanya sebagai worm yang awal menyebar di dunia, tapi juga karena membelalakkan mata dunia – terutama masyarakat non-TI pada sebuah bentuk "ancaman jahat" baru.
            Di balik worm itu adalah seorang brili­an bernama Robert Tappan Morris. Ketika itu Morris masih bersekolah di Cornell University, alhasil worm itu pun dinamai sesuai nama belakangnya: Morris Worm.
            Kengerian yang ditimbulkan akibat Morris Worm diperburuk dengan tinda­kan yang oleh banyak kalangan dinilai berlebihan terhadap Robert Morris. RTM, demikian ia kadang disebut, menjadi orang pertama yang dihukum dalam Un­dang-Undang Computer Fraud and Abuse (Penyalahgunaan dan Penipuan dengan Komputer). Ia mendapatkan hukuman tiga tahun masa percobaan dan 4.000 jam layanan masyarakat. Selain itu, Mor­ris juga harus membayar denda dan bia­ya-biaya lain yang totalnya hingga men­capai US$ 10.000.
            Mengapa hukuman terhadap Morris dianggap berlebihan? Hal utamanya ada­lah bahwa Morris tak pernah bermaksud membuat program itu menyebar dan me­nimbulkan kerugian.
            Morris konon membuat program itu untuk menyebar dan "mengukur" sebera­pa besar jaringan internet. Worm itu be­kerja dengan memanfaatkan kelemahan pada sistem Unix, termasuk untuk menyembunyikan dirinya dan juga melaku­kan penggandaan diri lewat jaringan.
            Di sisi lain, worm itu memang mengeksploitasi celah keamanan layaknya ber­bagai program jahat yang saat ini marak beredar. Kemudian, ia juga disebarkan da­ri kampus Massachusets Institute of Tech­nology (MIT) untuk menutupi jejak asli­nya dari Cornell (tempat Morris).
            Efek paling dahsyat dari Morris Worm adalah kemampuannya menggandakan diri di setiap sistem yang terinfeksi. Aki­batnya, ia melakukan infeksi berulang-ulang pada sebuah komputer hingga sang komputer tidak sanggup lagi bekerja dengan baik.
Siapakah RTM?
            Kiprah Morris di dunia akademis me­nunjukkan potret seorang yang cukup brilian. Sebagai lulusan terbaik di Sekolah Menengah Atas, ia telah mencicipi tiga kampus mentereng di Amerika Serikat. Morris pertama kali kuliah di Harvard, lalu melanjutkan ke Cornell dan kembali ke Harvard sebelum akhirnya, hingga saat ini, menjadi Profesor di MIT.
            Meski demikian, kisah Morris akan selalu dikaitkan dengan The Great Worm of 1988. Halaman Wikipedia yang memuat biografinya pun lebih singkat dibanding­kan halaman yang membahas soal Morris Worm.
            Untuk bisa mengintip seperti apa Mor­ris sebenarnya, perhatian harus diarah­kan pada salah satu rekan Morris yang paling setia. Dia adalah Paul Graham, yang bersama-sama Morris mendirikan perusahaan rintisan (startup) bernama Viaweb.
            Pada 1995, Viaweb berhasil menelur­kan sebuah produk piranti lunak untuk membuat toko online. Sebuah terobosan yang menakjubkan pada masanya. Tak la­ma berselang, pada 1998, Viaweb pun dia­kuisisi oleh Yahoo dan menjadikan pendi­rinya orang-orang kaya.
            Dalam esai bertajuk Great Hackers, Paul Graham memuji kemampuan Mor­ris dan perannya di Viaweb. “Perusahaan yang bisa menemukan cara untuk men­dapatkan Hacker Hebat memecahkan masalah-masalah yang njlimet akan men­jadi perusahaan yang sukses. Bagaimana ini bisa terjadi?

            “Salah satu tempat hal itu sering terja­di adalah di perusahaan rintisan. Saat me­mulai, kami (maksudnya Viaweb -red) se­bagai startup memiliki seorang Robert Morris pada posisi System Administrator. Kondisi ini bagaikan menyewa Rolling Stones sebagai band penghibur dalam acara sunatan. Anda tak bisa menyewa ba­kat seperti itu. Tapi orang akan rela mela­kukan pekerjaan rendahan untuk sebuah perusahaan yang mereka dirikan,” tulis Paul Graham.

Kiprah di "Dunia Nyata"
            Setelah sukses dengan Viaweb, Morris mengambil gelar Doktor di Harvard dan menjadi profesor di MIT. Baru setelah itu ia terjun kembali ke dunia startup tanpa meninggalkan dunia akademisi. Morris bersama Graham dan dua rekan mereka (Trevor Blackwell dan Jessica Livingston) mendirikan sebuah perusahaan modal ventura bernama Y Combinator.
            Y Combinator memberikan dana awal, nasihat, dan koneksi bagi perusahaan rin­tisan di Silicon Valley. Perusahaan binaan Y Combinator yang cukup populer terma­suk Justin.tv, reddit, dan Loopt.
            Ide pendirian Y Combinator berawal ketika Graham menjadi dosen tamu bidang kewirausahaan di Harvard. Ketika itu Graham mengatakan pada para maha­siswa untuk mencari dana awal membuat usaha dari orang-orang kaya yang mereka kenal, terutama mereka yang sudah men­dapatkan kekayaan dari teknologi. “Lalu, saya bilang, ‘jangan dari saya’, dan mereka kelihatan kecewa dan saya merasa seperti seseorang yang sangat brengsek,” Graham mengenang.
            Tak lama kemudian, Graham dan Mor­ris pun memutuskan untuk membuat Y Combinator. Tujuan dari perusahaan mo­dal ventura itu adalah menghasilkan pro­duk-produk yang diinginkan masyarakat dan juga menjaga keuangannya agar bisa melakukan investasi terus, atau dicaplok oleh perusahaan lain.
            Program yang dijalankan Y Combina­tor terbilang singkat, hanya sekitar tiga bulan. Namun, bagi pesertanya, menda­patkan sentuhan Y Combinator adalah sesuatu yang diidam-idamkan. Seorang alumni program itu, Phil Yuen, mengiba­ratkan Y Combinator sebagai kelas akting yang digelar oleh Robert DeNiro.
            “Bagaikan Robert De Niro membuka sekolah akting. Apakah Anda mau jadi murid di sana? Anda akan berlatih akting dengannya setiap pekan dan mungkin, di masa kelulusan, mendapatkan peran di sebuah film Hollywood,” ujar Yuen.
Selain di Y Combinator –dan sebagai profesor di MIT– Morris juga merupakan penasihat teknis untuk Meraki Networks. Meraki adalah perusahaan yang bergerak di bidang akses nirkabel yang di bela­kangnya didanai oleh nama-nama besar seperti Google dan Sequoia Capital.
            Seakan kontribusinya masih belum cu­kup, ia dan Graham saat ini sedang mengembangkan dialek Arc untuk bahasa pemrograman Lisp. Graham melandas­kan Arc pada esainya yang bertajuk The Hundred Year Language, esai itu mengge­litik pemikiran soal bahasa pemrograman apa yang akan digunakan manusia 100 tahun yang akan datang.
            Meski kiprahnya di luar worm yang le­gendaris itu tidaklah sedikit, nama Robert Tappan Morris akan selalu beriringan dengan nama worm itu. Kisah The Great Worm of 1988 akan terus melekat bagai kutukan pada diri Morris. Di Boston Mu­seum of Science, sebuah monumen Mor­ris Worm masih bisa disaksikan dalam bentuk sebuah floppy disk yang berisikan source code alias kode penyusun Morris Worm. Floppy disk tersebut disimpan dan dipamerkan dalam sebuah kotak kaca.

DATA DIRI :
·           Nama             : Robert Tappan Morris alias RTM
·           Lahir              : 8 November 1965
·           Pendidikan  :
• Harvard (Bachelor), Cornell (Master), dan Harvard (Ph.D)
·           Karir               :
• Associate Professor di MIT
• Pendiri Viaweb dan Y Combinator
  Pria pertama yang jadi ‘korban’ UU Cybercrime (Computer Fraud and Abuse Act).

0 komentar:

Posting Komentar