Minggu, 13 Februari 2011

10 Hal yang Membuktikan bahwa Manusia Masih Lebih Baik daripada Komputer

Suatu saat, kita mungkin diperbudak oleh Skynet atau disandera oleh RoboCop. Namun, sebelum saat itu tiba, ternyata komputer masih kebingungan mengenali beragam hal seperti guyonan atau suatu objek.


1.      Menguasai situasi darurat.
Auto pilot memang canggih, tetapi tetap belum sempurna. Setelah pesawat tidak berfungsi karena terjadi kesalahan sistem atau faktor ketidak beruntungan, instrument landing system harus disesuaikan baru kemudian pilot dapat menggunakannya kembali.

2.      Berkomunikasi dengan manusia.
Turing-Test merupakan pengujian manusia berkomunikasi melalui PC dengan manusia lain dan mesin. Dari sini, tester kemudian menentukan lawan bicara mana yang merupakan mesin. Selama ini, tidak ada komputer yang dapat "berpura-pura" sebagai manusia.

3.      Mendeteksi kebohongan.
Bagi para penjahat, detektor digunakan untuk dapat mendeteksi kebohongan secara lebih baik daripada manusia itu sendiri. Namun, masih ada masalah kecil. Ilmuwan telah menunjukkan bahwa detektor kebohongan belum berfungsi sempurna.

4.      Mengedit gambar yang tidak diharapkan dengan baik.
Sebuah pendeteksi wajah dapat menyelesaikan tugasnya hampir 99 persen. Namun, pendeteksi ini tidak dapat mengedit hal-hal yang tidak diharapkan, misalnya apel di depan kamera.

5.      Berpikir!
"Pada tahun 2020 nanti, otak manusia sudah dapat di-copy," ungkap Henry Markram, kepala proyek Blue Brain. Proyek ini bakal menciptakan otak buatan yang benar-benar dapat berfungsi seperti otak manusia.

6.      Berbohong
Polaris merupakan sebuah program poker buatan University of Alberta yang hampir sempurna. Pada 2008, program ini melawan 6 orang dan memperoleh 3 kemenangan, dua kalah, dan satu remis. Namun, jenis Poker yang dimainkan masih sederhana dan hampir tanpa permainan bluffing.

7.      Mengungkap perasaan dan memahami.
Usaha paling berhasil pernah dilakukan oleh sebuah robot bernama Kismet. Namun, robot ini tidak dapat menggantikan manusia karena hanya mensimulasikan perasaan dan tidak memiliki insting.

8.      Bertindak mandiri.
Adam, sebuah robot dari University of Wales, dapat melakukan tugas-tugas ilmiah dengan mengembangkan tesis dari percobaan yang dilakukan pada DNA jamur. Namun, robot ini tidak dapat melakukan tugasnya secara mandiri.

9.      Menjadi kreatif.
Program seperti Impro-Visor memiliki kemampuan untuk memproduksi musik. Namun, kemampuan tersebut dibekali dengan database yang dibuat oleh manusia.

10.   Menilai kualitas.
Oke, kita tahu bahwa banyolan sebuah grup lawak sangat lucu. Class, sebuah proyek penelitian bersama dari 8 tim asal Eropa, dapat merekam video komedi, mengeditnya, dan merangkumnya menjadi teks. Apakah video ini benar- benar lucu, tentu saja Class tidak mengetahuinya.

0 komentar:

Posting Komentar